Bahaya Virus Corona: Pariwisata Harus Waspada

26 Januari (sebar.co.id) Wabah virus Corona (Novel 201 Coronavirus (2019-nCoV)) tengah menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia, Wabah virus baru asal Wuhan, China itu telah menggemparkan dunia. Pasalnya, sejak pertama kali diidentifikasi pada Desember lalu, penyakit ini telah dengan cepat menyebar ke berbagai negara mulai dari Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam hingga Amerika Serikat (AS).
Rilis terbaru lebih dari 1.300 orang terjangkit secara global. Sedang jumlah total kasus terkonfirmasi di China kini mencapai 1.287 kasus. Cina bukan kali pertama menggemparkan dunia akan virusnya, sebelumnya virus SARS, Penyakit yang pertama kali muncul di China pada November 2002 dan baru diidentifikasi pada Februari 2003. Sebelum bisa ditangani, SARS telah menyebar ke lebih dari 24 negara selama periode itu. Mulai dari November 2002 hingga Juli 2003, penyakit SARS telah menelan 774 korban jiwa dan menjangkiti 8.098 orang di seluruh dunia.
Virus selanjutnya adalah H5N1, Menurut laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus avian influenza (HPAI) A (H5N1) pertama kali terdeteksi pada tahun 1996 di angsa di China. Asian H5N1 pertama kali terdeteksi pada manusia pada tahun 1997 ketika wabah flu burung merebak di Hong Kong. Setelahnya, wabah ini menyebar ke lebih dari 50 negara di Afrika, Asia, Eropa, dan Timur Tengah.
Menurut pegiat Pariwisata, H. Abdul Majid menanggapi situasi ini maka perlu dilakukan regulasi penerbangan lebih ketat terutama dari cina untuk mencegah masuknya virus corona ini ke Indonesia.
“apapun namanya, virus sangatlah berbahaya, dan sudah pasti efek domino ke mana-mana termasuk dunia pariwisata. Perlu dilakukan Waskat untuk Wisatawan dari China oleh Pemerintah Indonesia sebagai antisipasi,” ujarnya kepada sebar.co.id Minggu (26/1).
Menurutnya,virus corona Wuhan ini dapat mengganggu perekonomian Indonesia terlebih di sektor pariwisata. Beliau mengatakan, virus corona bisa membuat jumlah wisatawan di tahun 2020 semakin menurun. Terutama jumlah wisatawan yang berasal dari China.Dengan adanya penurunan di sektor pariwisata, otomatis di bawah sektor tersebut mulai dari restoran, hotel, hingga toko oleh-oleh, juga akan ikut terkena dampaknya.