Dari Bali Menuju Lombok Barat: Saatnya Homestay Lokal Naik Kelas Berstandar ASEAN

Oleh: Abdul Majid

Anggota DPRD Kabupaten Lombok Barat, Pemerhati Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Baru-baru ini, sebuah langkah inspiratif dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan ditunjukkan oleh Dewan Pengurus Pusat Indonesia Homestay Association (DPP IHSA) melalui Festival Homestay Nusantara yang digelar di Bali. Dalam kegiatan tersebut, DPP IHSA menetapkan Desa Panji di Kabupaten Buleleng sebagai proyek percontohan pengembangan homestay berstandar ASEAN.

Ini bukan sekadar pengakuan atas potensi lokal di Bali, tetapi juga sebuah pemantik kesadaran bagi daerah lain, termasuk Lombok Barat, untuk melihat kembali dan menata potensi serupa yang selama ini belum tergarap optimal.

Belajar dari Desa Panji

Ditetapkannya Desa Panji bukan semata-mata karena keindahan alamnya, melainkan karena kemampuannya dalam mengintegrasikan pengalaman budaya dan pelayanan yang berkualitas. Wisatawan tidak hanya disuguhkan tempat bermalam, tetapi juga diajak menyelami kearifan lokal—belajar menari, membuat kerajinan, hingga berinteraksi dengan masyarakat.

Standar ASEAN yang diusung menjamin kualitas homestay secara menyeluruh—dari fasilitas, keramahan, kebersihan, hingga keamanan. Lebih jauh, standar ini juga menjadi tiket untuk masuk ke platform pemesanan global dan jaringan promosi internasional, membuka peluang besar bagi pelaku usaha lokal.

Potensi Lombok Barat: Masih Tersembunyi

Lombok Barat sejatinya memiliki modal sosial, budaya, dan alam yang tak kalah kuat. Masyarakatnya ramah, adatnya terjaga, dan keindahan alamnya belum banyak tersentuh oleh arus komersialisasi pariwisata. Homestay yang …inklusif, dan membanggakan.

Homestay bukan hanya tentang atap dan kasur. Ia adalah ruang perjumpaan antara identitas lokal dan dunia luar. Di sanalah cerita, nilai, dan budaya dituturkan tanpa perlu banyak kata. Jika dikelola dengan benar, homestay mampu menjadi simpul ekonomi kerakyatan sekaligus media diplomasi budaya yang halus namun mengakar kuat.

Sebagai legislator yang juga pelaku penggiat pariwisata, saya mendorong agar Pemerintah Kabupaten Lombok Barat tidak lagi memandang homestay hanya sebagai pelengkap sektor pariwisata. Ia harus diletakkan sebagai bagian dari arus utama pembangunan daerah—terutama dalam konteks pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, pelestarian lingkungan, dan pelibatan generasi muda dalam sektor jasa kreatif.

Langkah DPP IHSA dengan menjadikan Desa Panji sebagai pilot project patut kita respon dengan inisiatif konkret. Kita perlu menciptakan satu kawasan percontohan homestay serupa di Lombok Barat. Kita perlu regulasi yang mendukung, sinergi antar-OPD, dan yang paling penting, kepercayaan kepada masyarakat lokal sebagai aktor utama penggerak pariwisata berbasis komunitas.

Ini bukan mimpi yang terlalu tinggi. Ini keniscayaan yang hanya menunggu waktu dan keseriusan. Lombok Barat bisa, jika mau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *