Oleh: Abdul Majid Anggota DPRD Lombok Barat & Ketua PAC FORSA Kec. Sekotong
Kehadiran Ficky Rhoma, putra dari maestro dangdut Indonesia Rhoma Irama, pada Rabu 11 Juni 2025 di Markas DPW Forsa (Fans Of Rhoma & Soneta) NTB merupakan angin segar bagi dunia seni dan kebudayaan di Nusa Tenggara Barat.
Momentum ini bukan hanya sekadar kunjungan silaturahmi, tetapi menjadi ruang terbuka bagi kolaborasi lintas generasi dan lintas daerah dalam membangkitkan gairah seni musik, khususnya dangdut, di kalangan generasi muda.
Sebagai anak dari Raja Dangdut, Ficky Rhoma membawa semangat pelestarian budaya sekaligus misi regenerasi. Dangdut bukan sekadar genre musik rakyat, tetapi telah menjadi identitas budaya Indonesia yang menjangkau semua lapisan masyarakat. Dan NTB, dengan kekayaan etnik, bahasa, dan adat istiadatnya, punya ruang yang sangat besar untuk menjadikan seni sebagai instrumen pemersatu, penyadar, sekaligus pemberdaya.
Menyambut Era Baru Musik NTB
Dalam beberapa tahun terakhir, geliat seni di NTB semakin menunjukkan arah positif. Munculnya berbagai komunitas vokal, festival musik, dan geliat para musisi muda menjadi tanda bahwa daerah ini punya potensi besar. Namun, seringkali keterbatasan akses, jejaring nasional, dan manajemen bakat membuat potensi ini belum tersalur maksimal.
Kunjungan Ficky Rhoma bisa menjadi titik temu antara potensi lokal dan pengalaman nasional. Diharapkan akan terbuka ruang diskusi dan kolaborasi tentang pembentukan manajemen artis daerah, penguatan lembaga pelatihan olah vokal, hingga kemungkinan pelaksanaan ajang-ajang pencarian bakat yang berbasis kearifan lokal.
Forsa sebagai Pilar Seni dan Pemuda
DPW Forsa NTB yang menjadi tuan rumah kunjungan ini juga menjadi simbol semangat kebersamaan antara seniman, pemuda, dan tokoh masyarakat. Dengan jejaring yang solid dan semangat voluntarisme, Forsa bisa mengambil peran lebih besar dalam menghidupkan kembali ruang-ruang kreasi musik, khususnya di daerah yang selama ini belum tersentuh kegiatan seni secara masif.
Dalam konteks ini, kolaborasi antara DPW Forsa NTB dengan Ficky Rhoma dan ekosistem seni nasional akan memperkuat identitas lokal NTB sebagai daerah yang bukan hanya indah alamnya, tapi juga kaya akan talenta dan budaya.
Merawat Budaya, Menginspirasi Generasi
Sebagai wakil rakyat yang juga bagian dari masyarakat pecinta seni, saya menilai momen seperti ini perlu diberi panggung besar. Kita harus hadir bukan hanya sebagai penonton, tetapi sebagai penggerak. Pemerintah daerah, DPRD, komunitas seni, dan pelaku usaha bisa duduk bersama menjadikan musik dan budaya sebagai salah satu sektor yang dibina secara sistematis.
Ficky Rhoma adalah simbol bahwa darah seni bisa diwariskan, tapi juga harus dihidupkan lewat kerja kolektif. Kita bisa belajar bahwa pelestarian budaya tak cukup lewat nostalgia, tapi harus lewat keterlibatan aktif generasi muda—dengan media dan panggung yang sesuai zaman.
Semoga kunjungan ini membawa manfaat, mempererat silaturahmi, dan menjadi awal dari kolaborasi panjang untuk mewujudkan NTB sebagai pusat kreativitas seni dan budaya di Indonesia Timur.