FKT Gerbang Sasak Wadah Baru Pemuda Kecamatan Lembar

Lombok Barat, 9, 2021 (sebar.co.id) Forum Karang Taruna Gerbang Sasak sekali lagi membuat kejutan. Tak tanggung-tanggung mereka menghadirkan ketua Forum Kades Sekotong Lembar, Kepala Desa Eyat Mayang yang baru saja dilantik, Kepala Desa Taman Ayu dan Mantan Kades Lembar Selatan. Acara diskusi terbatas yang bertajuk “Bedait Raosan Dese” yang sengaja memilih pemantik terdiri dari mantan kades yang telah memiliki pengalaman sebelum gencar-gencarnya dana desa, kades dua periode yang memiliki pengalaman transisi sebelum dan sesudah Pandemi Covid19, kades termuda sebagai representasi anak muda yang terjun ke dunia politik dan terakhir kades di zona industri, pariwisata dan pertambangan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mengkonsolidasikan pemerintahan Desa ke masyarakat dan perusahaan-perusahaan yang ada.
Dibuka oleh Lalu Agus selaku moderator seorang inisiator Literasi Pesisir dengan narasi yang lugas memberikan pantikan luar biasa kepada para pemateri. Munawir Haris, S.Pd memberikan semangat kepada pemuda kecamatan Lembar untuk selalu optimis dan selalu mengajak pemuda berkolaborasi dengan pemerintah desa. Karena merasa memiliki kedekatan dengan pemuda maka sangat mungkin terjadi kejutan-kejutan di masa depan.
Keynote speech oleh Ketua FKT Gerbang Sasak, mengapresiasi kedatangan para pemateri dengan segala keterbatasan menginisiasi acara diskusi terbatas.
H. M. Hadran Farizal, S.Pd.I menggaransi bahwa pemuda yang ada di Desa Mareje Timur akan selalu dibackup demi kemajuan bersama. Baginya keberadaan FKT Gerbang Sasak ini sangat membantu karang taruna-karang taruna di desa-desa, karena mampu menjadi pemantik inkubasi gerakan dan transformasi ilmu pengetahuan, pengalaman sekaligus aksi nyata di desa.
Sebagai ketua forum kepala desa Sekotong Lembar ia mengatakan akan selalu berkolaborasi dengan FKT Gerbang Sasak terkait agenda-agenda pemberdayaan.
“agar terciptanya upaya Pemerintah Desa khusus Sekotong Lembar berkelaborasi dan berinovasi bersama pemuda dalam kegiatan-kegiatan positif terhadap kemajuan pembangunan desa” tegasnya.
Pemuda baginya adalah aset masa depan dengan karakternya masing-masing. Sebagai pemuda haruslah diberikan peluang ekspresi dan disupport melalui anggaran desa untuk kegiatan pemuda di desa. Mendapat pemuda yang berfikir kritis untuk up to date tentang pembangunan desa bagi H. M. Hadran Farizal, S.Pd.I secara pribadi sangat perlu apabila pemuda ikut membangun desa dengan kemampuan ilmu yang dimiliki, yang dimanfaatkan secara positif guna membangun kolaborasi untuk menciptakan inovatif-inovasi. “insya Allah desa akan tercapai tujuan pembangunan dari Kecamatan Lembar untuk Kabupaten Lombok Barat dan Provinsi NTB secara Umum” lanjutnya.
Lalu Salikin dengan orasinya yang menggebu-gebu mengutarakan bahwa baginya desa hari ini sangat berbeda dengan desa ketika ia menjabat kepala desa Lembar Selatan. Terlah terjadi otonomi setengah-setengah dan kepala desa-kepala desa cenderung pasrah. Selain itu Ia menyayangkan pergeseran indikator keberhasilan Kepala Desa di desa-desa. Dahulu keberhasilan diukur dari bagaimana membangun jiwa dan raya anak bangsa menjadi hanya sekedar membangun fisik seperti rabat dan lainnya.
“mudah-mudahan FKT Gerbang Sasak mnjadi salah satu inisiator sebuah kebangkitan berfikir bagi para tokoh muda untuk merangsang bagaimana menganalisa sgala bntuk permasalahan yg ada & terjadi dalam bentuk pendampingan agar supaya bisa menghasilkan langkah-langkah strategis yang menjadi sebuah solusi dalam rangka penyelesaian segala bentuk masalah yang terjadi di wilayah wabil khusus kecamatan Lembar dan sekitarnya” tegasnya.
Sedangkan M. Tajudin mengajak pemuda dan kepala desa untuk mengarusutamakan kolaborasi, bukan simulasi-simulasi di dalam kepura-puraan karena intrik-intrik politik. Karena sudah pasti menimbulkan rasa saling curiga maka partisipasi masyarakat juga akan terhambat.
Bahtiar Kurniawan, M.E menyarankan agar mendukung program pemerintah kabupaten yakni Sitebel (belanja di warung tetangga). Lalu Ismail dan Ustads Muhayadi menilai masih kurang perhatian terhadap pemuda sehingga perlu duduk bersama.
Closing Statement dari Sekjen FKT Gerbang Sasak yang mengatakan bahwa asas membangun desa dari proses perencanaan hingga evaluasi adalah partisipasi masyarakat. Yang namanya partisipasi masyarakat dalam bahasa Sasak ya “Begibung” (makan bersama-sama), jangan ada yang “ngengat” (makan), ada yang”ngengat” (menonton), sebisa mungkin melibatkan sebanyak mungkin orang untuk mau terlibat.
Kolaborasi antara Pemuda, pemerintah Desa, Kabupaten hingga Provinsi sangatlah penting guna mewujudkan visi Provinsi NTB dan Kabupaten Lombok Barat yang diharapkan bersama.