Oleh: Abdul Majid Anggota DPRD Lombok Barat
Fotografi bukan lagi sekadar hobi. Ia telah berkembang menjadi bagian tak terpisahkan dari industri kreatif global, dengan kontribusi signifikan terhadap ekonomi dan identitas budaya suatu bangsa. Komitmen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang baru-baru ini disampaikan oleh Menteri Ekonomi Kreatif RI, Bapak Teuku Riefky Harsya, menjadi angin segar bagi seluruh pelaku fotografi di Indonesia, termasuk di Kabupaten Lombok Barat.
Kemenparekraf secara resmi telah membentuk Direktorat Fotografi dan Penerbitan, yang secara khusus menangani pengembangan ekosistem fotografi nasional. Langkah strategis ini menjadi pijakan penting dalam memperkuat peran fotografi sebagai sektor ekonomi kreatif yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Namun, pertanyaannya kini: apa korelasinya dengan pemerintah daerah, khususnya Lombok Barat?
Peluang Besar di Tengah Potensi Alam dan Budaya
Kabupaten Lombok Barat memiliki kekayaan lanskap alam dan budaya yang luar biasa—dari perbukitan Samara Buwunmas dan eksotisme pantai Sekotong, hingga kehidupan adat yang masih terjaga di berbagai desa. Semua itu adalah “kanvas visual” yang siap dieksplorasi oleh para fotografer lokal maupun mancanegara.
Fotografi dapat menjadi pintu masuk pariwisata alternatif, sekaligus membuka ruang baru bagi ekonomi kreatif lokal, terutama bagi generasi muda. Dengan pendekatan yang tepat, lomba-lomba foto, festival visual, hingga pelatihan digital imaging dan pameran karya bisa digagas sebagai bagian dari agenda resmi Pemerintah Daerah.
Peran Strategis Pemerintah Daerah
Melihat langkah progresif dari pusat, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat seharusnya menyambut dengan gerakan nyata. Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain:
Mengintegrasikan program fotografi dalam agenda pariwisata daerah, seperti calendar of event tahunan.
Membentuk komunitas atau inkubator kreatif fotografi yang bekerja sama dengan sekolah, kampus, dan komunitas lokal.
Menyediakan ruang pameran fotografi di fasilitas publik seperti GOR, taman kota, atau galeri seni daerah.
Mendorong dinas terkait (Dispar, Dikbud, Kominfo, Diskop) untuk memfasilitasi pelatihan, sertifikasi, dan promosi karya fotografer lokal.Lebih jauh, Pemerintah Kabupaten bisa menjalin koordinasi aktif dengan Direktorat Fotografi dan Penerbitan Kemenparekraf untuk mendapatkan dukungan dalam bentuk program afirmatif, bantuan promosi, hingga fasilitasi pameran di tingkat nasional maupun internasional.
Lombok Barat Siap Menjadi Rumah Fotografer NTB
Kita tidak boleh menjadi penonton di tanah sendiri. Dengan hadirnya direktorat khusus fotografi, para fotografer Lombok Barat punya peluang emas untuk tampil sebagai aktor utama. Sudah saatnya Lombok Barat tidak hanya menjadi lokasi yang indah untuk difoto, tetapi juga melahirkan fotografer-fotografer hebat yang dikenal di dalam dan luar negeri.
Sebagai wakil rakyat dan pegiat pariwisata dan pernah terjun di dunia Fotografi, saya mendorong agar momentum ini dimanfaatkan semaksimal mungkin. Kita perlu menyusun langkah-langkah kolaboratif lintas sektor agar potensi besar ini benar-benar membawa manfaat ekonomi, sosial, dan budaya bagi masyarakat.
Fotografi bukan hanya soal mengambil gambar, tapi juga tentang mengabadikan identitas dan menggerakkan ekonomi daerah. Mari kita jadikan Lombok Barat sebagai etalase visual NTB yang berbicara lewat karya, bukan hanya pemandangan.
Fotografi Mewarnai Indonesia. Lombok Barat Mewarnai Dunia.