Oleh: Abdul Majid
Anggota DPRD Kabupaten Lombok Barat
Hari Buruh Internasional yang kita peringati setiap tanggal 1 Mei bukan sekadar seremoni atau nostalgia sejarah perjuangan kelas pekerja, namun menjadi momentum strategis untuk merefleksikan kembali arah kebijakan pemerintah daerah terhadap nasib para pekerja, buruh, dan seluruh elemen tenaga kerja yang menjadi tulang punggung perekonomian. Di Kabupaten Lombok Barat, peringatan Hari Buruh harus dikaitkan secara erat dengan implementasi program unggulan daerah, salah satunya PINTAR (Produktif, Inovatif, Tangguh, Responsif).
Potret Buruh dan Pekerja di Lombok Barat
Kabupaten Lombok Barat memiliki spektrum tenaga kerja yang luas: dari buruh tani, pekerja informal di sektor pariwisata, nelayan, pekerja bangunan, hingga tenaga kerja industri kecil menengah. Namun, tantangan yang mereka hadapi juga kompleks: keterbatasan akses pelatihan, minimnya perlindungan ketenagakerjaan, upah yang belum ideal, serta kerentanan terhadap dampak ekonomi global dan lokal.
PINTAR sebagai Kerangka Aksi Strategis
Program PINTAR sejatinya adalah respons Lombok Barat terhadap kebutuhan pembangunan yang berorientasi pada SDM unggul dan berdaya saing. Jika diturunkan ke dalam strategi ketenagakerjaan, maka PINTAR dapat dimaknai dan dioperasionalkan sebagai berikut:
1. Produktif
Pemerintah daerah harus mendorong skema padat karya produktif di sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata. Pelatihan keterampilan kerja berbasis potensi lokal perlu ditingkatkan, serta akses permodalan mikro bagi buruh yang ingin naik kelas menjadi pelaku usaha harus diperluas.
2. Inovatif
Kolaborasi dengan dunia industri, kampus, dan BLK harus diperkuat untuk menciptakan kurikulum pelatihan yang adaptif terhadap perubahan zaman. Misalnya, pelatihan digital marketing untuk buruh UMKM, atau pelatihan keterampilan vokasional berbasis teknologi tepat guna.
3. Tangguh
Sistem perlindungan sosial bagi buruh rentan (buruh harian lepas, nelayan, petani penggarap) harus menjadi prioritas. Pemerintah dapat memfasilitasi akses BPJS Ketenagakerjaan, jaminan kecelakaan kerja, dan penguatan koperasi pekerja yang dikelola secara transparan.
4. Responsif
Dialog sosial antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja harus diformalkan dan dijadikan ruang kebijakan. Respons terhadap isu PHK, upah minimum, atau diskriminasi kerja harus cepat, solutif, dan berpihak pada keadilan sosial.
Masukan dan Langkah Strategis
Untuk menjadikan PINTAR sebagai motor penggerak kesejahteraan buruh di Lombok Barat, berikut beberapa usulan strategis:
Membentuk Forum Pekerja Daerah sebagai wadah aspirasi dan masukan regulasi ketenagakerjaan.
Meningkatkan sinergi dengan kementerian tenaga kerja dan lembaga pelatihan nasional agar Lobar menjadi prioritas program pelatihan nasional.
Revitalisasi data tenaga kerja berbasis desa untuk memudahkan intervensi program secara tepat sasaran.
Mengembangkan kawasan industri rakyat berbasis desa wisata yang mempekerjakan warga lokal dan memberikan nilai tambah.
Penutup
Hari Buruh adalah momen reflektif dan korektif. Lombok Barat dengan visi PINTAR memiliki fondasi kuat untuk menjadikan pekerja lokal sebagai subjek pembangunan, bukan objek kebijakan. Sudah saatnya kita membumikan semangat Hari Buruh dalam kebijakan nyata, berpihak, dan berkelanjutan.
Dengan demikian, peringatan 1 Mei bukan hanya milik buruh di pabrik-pabrik besar, tapi milik seluruh rakyat pekerja Lombok Barat—yang ingin dihargai, dimuliakan, dan diberdayakan.