Oleh: Abdul Majid Anggota DPRD Kabupaten Lombok Barat & Dewan Pengawas DPD IHSA NTB.
Lembar, Lombok Barat — Dalam sebuah pertemuan hangat namun sarat makna di Warung Aduh Enak’e, Kecamatan Lembar (8/7), sejumlah tokoh kunci dari Indonesia Homestay Association (IHSA) berkumpul membahas arah baru pemberdayaan homestay di Lombok Barat.
Hadir dalam forum tersebut Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Indonesia Homestay Association (DPP IHSA), H. Alvy Pongoh, SE., MM., beserta jajaran pengurus DPP, Ketua DPD IHSA NTB dan timnya, serta Ketua DPC IHSA Kabupaten Lombok Barat.
Pertemuan itu menjadi titik balik penting dalam merumuskan langkah nyata menjadikan IHSA sebagai mitra strategis pemerintah, khususnya dalam memperkuat ekosistem pariwisata berbasis masyarakat (community-based tourism) yang berkelanjutan.
Fokus diskusi mengerucut pada satu langkah konkret: menjadikan Kecamatan Sekotong dan Lembar sebagai pilot project pengembangan homestay berbasis masyarakat. Ini bukan hanya sekadar wacana seremonial, namun merupakan wujud dari komitmen lintas level organisasi IHSA untuk menyelaraskan visi dengan kebutuhan nyata masyarakat lokal.
Homestay: Bukan Sekadar Tempat Menginap
Homestay tidak lagi dipandang hanya sebagai alternatif akomodasi, tetapi sebagai simpul penting dalam ekosistem ekonomi lokal. Ketika dikelola dengan pendekatan partisipatif, homestay mampu menjadi katalisator pemberdayaan masyarakat, pelestarian budaya lokal, dan tentu saja, peningkatan kesejahteraan warga.
IHSA menilai bahwa Lembar dan Sekotong memiliki modal sosial dan geografis yang sangat kuat. Posisi strategis sebagai pintu gerbang laut, kedekatan dengan destinasi unggulan seperti Pantai Cemare, Gili Nanggu, Pantai Mekaki, dan Desert Point, serta kekayaan budaya lokal yang masih lestari, menjadikan kawasan ini layak dijadikan laboratorium pengembangan homestay berbasis komunitas.
Sinergi dan Strategi
Dalam diskusi malam itu, terpetakan sejumlah tantangan dan peluang yang dihadapi para pengelola homestay di akar rumput, mulai dari aspek legalitas usaha, standar layanan, pemasaran digital, hingga pelatihan sumber daya manusia. IHSA siap hadir bukan hanya sebagai fasilitator pelatihan, tetapi juga sebagai jembatan advokasi dan penghubung dengan stakeholder terkait.
“Homestay bukan semata properti, tetapi peradaban lokal yang dibingkai dalam keramahan,” ujar salah satu pengurus IHSA DPP yang turut hadir.
Arah Baru Pariwisata Lombok Barat
Langkah kolaboratif ini sekaligus menjadi momentum untuk menyelaraskan arah kebijakan daerah dengan inisiatif akar rumput. Harapannya, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dapat merespons langkah strategis ini dengan dukungan konkret, baik dalam bentuk regulasi, anggaran, maupun kemitraan lintas sektor.
IHSA menyatakan siap untuk menjadikan model Sekotong–Lembar sebagai referensi nasional, bahkan internasional, dalam pengelolaan homestay berbasis komunitas yang adaptif, inklusif, dan berkelanjutan.
Pertemuan yang digelar sederhana di Warung Aduh Enak’e itu membuktikan, bahwa ide-ide besar bisa lahir dari ruang-ruang kecil, asal diisi oleh mereka yang peduli dan punya niat untuk bergerak bersama.