Jaga Citra Pariwisata NTB, Hindari Praktik yang Bisa Merusaknya

Oleh: Abdul Majid Anggota DPRD Kabupaten Lombok Barat 

Pariwisata merupakan aset strategis yang tidak hanya menggerakkan ekonomi daerah, tetapi juga menjadi wajah budaya, keramahan, dan tata kelola kita sebagai tuan rumah. NTB, termasuk Lombok Barat, dianugerahi keindahan alam yang luar biasa: dari perbukitan, pantai, hingga budaya yang unik. Namun, daya tarik ini bisa luntur seketika jika pengalaman wisatawan tercoreng oleh pelayanan yang tidak ramah atau, yang lebih fatal, oleh pungutan-pungutan tidak resmi yang mengganggu kenyamanan mereka.

Munculnya sejumlah laporan di media terkait praktik pungutan liar di beberapa destinasi wisata di NTB menjadi peringatan bersama agar kita semua lebih mawas diri. Lombok Barat sebagai salah satu destinasi unggulan tentu harus mengambil pelajaran penting dari fenomena tersebut, meskipun belum terjadi di wilayah ini. Justru karena itu, langkah-langkah preventif harus segera diperkuat agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.

Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain:

1. Peningkatan Edukasi kepada Masyarakat Sekitar Destinasi

Warga di sekitar objek wisata perlu terus dibekali pemahaman tentang pentingnya pelayanan yang bersih, ramah, dan profesional. Pelibatan mereka sebagai mitra pengelola wisata akan lebih efektif daripada membiarkan celah munculnya oknum tidak bertanggung jawab.

2. Penataan Ulang Sistem Pengelolaan Parkir dan Retribusi

Segala bentuk pungutan harus berbasis regulasi yang jelas, transparan, dan bisa dipertanggungjawabkan. Pemanfaatan sistem digital akan membantu menciptakan kepercayaan wisatawan serta meminimalkan praktik tidak resmi.

3. Penguatan Peran Pokdarwis dan Satgas Wisata

Kelompok Sadar Wisata perlu dioptimalkan perannya sebagai garda depan pengawasan dan pelayanan. Kehadiran Satgas Wisata juga penting untuk memantau dinamika di lapangan dan menjadi penghubung langsung dengan dinas terkait.

4. Koordinasi Lintas Sektor

Pengawasan terhadap aktivitas wisata tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan sinergi antara pengelola destinasi, aparat keamanan, pemerintah desa, dan stakeholder lainnya untuk memastikan bahwa lingkungan wisata tetap bersih dari pungli dan gangguan lainnya.

5. Publikasi dan Kampanye Citra Positif

Narasi tentang keramahan, keteraturan, dan kenyamanan destinasi harus terus digaungkan, baik melalui media sosial, promosi resmi, maupun testimoni wisatawan. Citra baik tidak datang dengan sendirinya—ia harus dijaga dan dibangun bersama.

Lombok Barat telah dikenal sebagai daerah yang memiliki banyak destinasi unggulan. Mari kita jaga nama baik itu dengan memastikan bahwa setiap wisatawan merasa aman, dihargai, dan ingin kembali lagi. Tidak cukup hanya mempromosikan keindahan; yang jauh lebih penting adalah menjamin kenyamanan dan rasa percaya mereka terhadap layanan wisata kita.

Dengan semangat kolaborasi dan kesadaran bersama, kita bisa memastikan bahwa pariwisata Lombok Barat tetap unggul, berdaya saing, dan bebas dari praktik yang mencoreng citra daerah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *