Penulis: Abdul Majid, Anggota DPRD Lombok Barat, penggiat pembangunan daerah, dan pemerhati isu kebijakan publik.
SEBAR.CO.ID – Survei kinerja 100 hari Kabinet Merah Putih yang dirilis oleh Indikator Politik Indonesia memancing banyak perhatian publik. Hasil survei ini menampilkan nama-nama menteri yang dianggap berkinerja terbaik berdasarkan persepsi masyarakat, baik melalui metode top of mind maupun dengan daftar nama.
Sebagai bagian dari penyelenggara negara di tingkat daerah, saya merasa penting untuk memberikan beberapa catatan kritis terhadap survei ini, tidak hanya sebagai bentuk evaluasi tetapi juga sebagai dorongan untuk memperbaiki kinerja pemerintahan secara keseluruhan.
1. Persepsi Tidak Selalu Merepresentasikan Realitas
Survei ini didasarkan pada persepsi publik, yang tentunya dipengaruhi oleh eksposur media dan popularitas individu. Menteri-menteri seperti Sri Mulyani dan Erick Thohir mendapatkan apresiasi tinggi, sebagian besar karena keberhasilan mereka yang sering dipublikasikan.
Namun, perlu disadari bahwa ada menteri-menteri lain yang juga bekerja keras, tetapi minim sorotan media, seperti Yassierli (Menteri Ketenagakerjaan) dan Widiyanti Putri (Menteri Pariwisata).
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja menteri tidak sepenuhnya diukur berdasarkan hasil nyata di lapangan, melainkan lebih pada bagaimana mereka dikomunikasikan kepada publik.
Sebagai contoh, sektor pariwisata di Indonesia sangat strategis, tetapi kurang mendapat perhatian dalam survei ini. Padahal, dampaknya terhadap ekonomi nasional sangat signifikan, terlebih bagi daerah seperti Lombok Barat yang menjadikan pariwisata sebagai salah satu tulang punggung perekonomian.
2. Kurangnya Indikator Kuantitatif yang Kuat
Survei ini tidak menjelaskan secara rinci indikator yang digunakan untuk menilai kinerja para menteri. Menggunakan metode persepsi memang penting, tetapi seharusnya dilengkapi dengan data kuantitatif mengenai capaian kerja.
Misalnya, bagaimana keberhasilan menteri-menteri tersebut diterjemahkan dalam angka-angka, seperti pertumbuhan ekonomi, pengurangan angka pengangguran, atau peningkatan investasi.
Di tingkat daerah, kami sering menilai keberhasilan program berdasarkan output dan outcome yang terukur, bukan hanya persepsi publik. Pendekatan ini penting untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
3. Peran Daerah Tidak Tersorot
Survei ini terlalu terpusat pada kinerja pusat, sehingga kontribusi daerah dalam mendukung keberhasilan nasional luput dari perhatian. Padahal, banyak kebijakan yang berhasil diimplementasikan karena dukungan pemerintah daerah.
Sebagai contoh, program ketahanan pangan yang didorong oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sangat bergantung pada sinergi dengan daerah-daerah seperti Lombok Barat, yang memiliki potensi besar di sektor agrikultur.
Menteri-menteri yang memiliki peran langsung dalam pembangunan daerah, seperti Menteri Ketenagakerjaan atau Menteri Pariwisata, juga perlu diberi ruang lebih untuk menunjukkan capaian mereka. Ini agar masyarakat memahami bahwa keberhasilan pemerintah pusat tidak terlepas dari dukungan daerah.
4. Harapan untuk Perbaikan Kinerja
Sebagai anggota DPRD, saya berharap hasil survei ini menjadi bahan evaluasi, bukan sekadar alat pengukuran popularitas. Pemerintah pusat perlu lebih gencar mendukung sektor-sektor yang berdampak langsung pada masyarakat, seperti pariwisata, ketenagakerjaan, dan pembangunan wilayah.
Selain itu, komunikasi publik juga harus ditingkatkan agar kinerja yang baik dari para menteri tidak tenggelam hanya karena kurangnya eksposur media.
Sebagai daerah yang terus berkembang, Lombok Barat siap menjadi mitra strategis dalam mendukung program-program pemerintah pusat. Kami percaya bahwa sinergi yang kuat antara pusat dan daerah akan menjadi kunci untuk mencapai keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan.
Survei seperti ini penting sebagai alat ukur, tetapi juga perlu disikapi secara kritis. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus terus berupaya meningkatkan kinerja, bukan hanya untuk mendapatkan apresiasi publik, tetapi juga untuk menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat. Mari kita jadikan hasil survei ini sebagai motivasi untuk bekerja lebih baik demi Indonesia yang lebih maju.