Oleh: Abdul Majid Anggota DPRD Lombok Barat
Film pendek Kukira Teduh karya siswa-siswi SMKN 2 Kuripan bukan hanya sebuah karya sinematik pelajar, tapi juga pukulan lembut ke wajah kita semua—bahwa senyum perempuan bisa menyembunyikan luka, dan bahwa generasi muda kita mampu bersuara lantang untuk keadilan sosial lewat medium kreatif seperti film.
Film ini bukan saja menggugah, tapi menohok. Bukan hanya menuai pujian dari Wakil Gubernur NTB, tapi juga menjadi refleksi bagi kita semua—terutama pemerintah daerah. Jika siswa SMK bisa menghasilkan karya seberani dan sekuat itu, maka pertanyaannya: sudahkah Pemerintah Kabupaten Lombok Barat memberikan ruang yang cukup bagi ekonomi kreatif seperti ini untuk tumbuh?
Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif Berbasis Pelajar dan Komunitas
Kita patut bangga memiliki talenta muda seperti siswa SMKN 2 Kuripan. Tapi kebanggaan saja tidak cukup. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat harus segera mengambil langkah strategis untuk mendorong dan merawat bibit unggul ini. Berikut masukan-masukan yang saya tawarkan:
1. Fasilitasi Rumah Produksi Pelajar dan Komunitas Kreatif
Pemerintah bisa membangun atau memfasilitasi studio mini atau “Creative Hub” di setiap kecamatan atau minimal satu di tingkat kabupaten yang bisa digunakan oleh komunitas film, fotografi, desain, dan musik secara gratis atau subsidi.
2. Festival Film Daerah dan Apresiasi Berkala
Adakan Festival Film Pelajar Lombok Barat yang rutin tiap tahun, dengan melibatkan juri dari kalangan profesional dan sineas nasional. Berikan penghargaan, beasiswa, dan peluang magang ke industri film besar.
3. Integrasi Kurikulum dan Industri
SMK-SMK yang punya program keahlian multimedia harus dijembatani dengan Dinas Pariwisata, Diskominfo, hingga Bappeda. Proyek-proyek profil desa wisata atau promosi UMKM bisa dikerjakan oleh siswa sebagai bagian dari pembelajaran, sekaligus mendatangkan penghasilan.
4. Dana Hibah Ekonomi Kreatif
Alokasikan dana hibah atau insentif khusus bagi komunitas kreatif di APBD melalui mekanisme yang transparan dan akuntabel. Hibah ini bisa digunakan untuk produksi film, pelatihan, atau promosi karya.
5. Pendidikan Karakter Melalui Seni
Pemerintah harus memandang seni sebagai alat pembentuk karakter. Film seperti Kukira Teduh adalah bukti bahwa seni bisa menjadi terapi sosial dan media dakwah modern. Ini harus masuk dalam pendekatan pendidikan dan pembangunan sosial.
Momentum Membangun Identitas Lombok Barat
Sudah waktunya Lombok Barat memiliki identitas sebagai kabupaten yang tidak hanya indah secara geografis, tetapi juga progresif secara kultural. Film, musik, dan seni digital bisa menjadi pilar pembangunan ekonomi baru yang berpihak pada anak muda, perempuan, dan mereka yang kerap tak terdengar suaranya.
Kukira Teduh hanyalah awal. Tapi ini adalah awal yang sangat kuat. Dan tugas kita—terutama pemerintah daerah—adalah memastikan bahwa potensi seperti ini tidak padam sebelum membakar terang harapan masyarakat.
Mari kita jadikan Lombok Barat sebagai rumah tumbuhnya ekonomi kreatif yang adil, inklusif, dan membanggakan.