Penulis: Abdul Majid, Anggota DPRD Kabupaten Lombok Barat
SEBAR.CO.ID – Dalam beberapa tahun terakhir, sektor kelautan dan perikanan di Indonesia telah mengalami transformasi signifikan, sebagian besar berkat inisiatif Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Namun, ada pertanyaan besar yang perlu dijawab: Mengapa Lombok Barat, dengan potensi kelautan yang melimpah, belum mendapatkan fasilitas seperti pabrik pengolahan garam di Bima yang dibangun dengan nilai investasi hingga 10 miliar rupiah?
Potensi Lombok Barat yang Tak Tergarap Maksimal
Lombok Barat dikenal memiliki kekayaan sumber daya kelautan yang tidak kalah dengan daerah lain di NTB, mulai dari hasil laut seperti ikan, rumput laut, hingga potensi besar dalam pengembangan garam. Sayangnya, meski potensi ini sangat besar, Lombok Barat seolah tidak masuk radar utama pembangunan infrastruktur strategis oleh KKP.
Di Bima, pembangunan pabrik pengolahan garam senilai 10 miliar tentu merupakan langkah yang luar biasa. Pabrik ini tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal dengan menciptakan lapangan kerja dan membuka akses pasar yang lebih luas. Lalu, mengapa hal serupa tidak dilakukan di Lombok Barat, yang juga memiliki potensi besar dalam sektor pengolahan hasil laut dan perikanan?
Ketiadaan Investasi Besar di Lombok Barat: Sebuah Ironi
Ironisnya, Lombok Barat terus menunggu, sementara daerah lain di NTB seperti Bima mendapatkan fasilitas yang mendukung peningkatan produksi dan kesejahteraan nelayan. Lombok Barat memiliki akses yang sangat baik ke pasar, baik domestik maupun internasional, dengan letak geografis yang strategis dekat dengan jalur perdagangan internasional. Jadi, mengapa KKP belum berani untuk mengambil langkah konkret dengan membangun infrastruktur pengolahan yang memadai di sini?
Ketiadaan pabrik pengolahan di Lombok Barat membuat potensi daerah ini tidak tergarap secara maksimal. Nelayan dan petani laut setempat masih bergantung pada proses manual dan teknologi sederhana. Padahal, jika diberikan investasi infrastruktur yang sama seperti di Bima, Lombok Barat bisa menjadi pusat pengolahan perikanan dan rumput laut yang dapat berkontribusi besar terhadap perekonomian NTB, bahkan nasional.
KKP: Fokus Pembangunan Harus Merata
KKP perlu lebih peka terhadap potensi daerah yang belum tergarap, terutama di wilayah-wilayah yang secara geografis dan ekonomis sangat potensial seperti Lombok Barat. Lombok Barat bukan sekadar daerah pinggiran, melainkan wilayah yang memiliki potensi besar untuk menjadi sentra pengolahan hasil laut dan perikanan.
Pabrik pengolahan hasil laut tidak hanya penting untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, tetapi juga membuka peluang untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar internasional. Apakah KKP hanya akan fokus pada daerah tertentu saja, sementara wilayah lain yang sama potensial dibiarkan tertinggal?
KKP harus mendengar suara nelayan dan masyarakat pesisir Lombok Barat yang menantikan kehadiran infrastruktur modern. Pembangunan yang merata tidak hanya akan memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga memastikan bahwa semua wilayah mendapatkan perhatian yang sama, tanpa ada yang tertinggal.
Saatnya Lombok Barat Mendapatkan Perhatian
Sudah saatnya Lombok Barat mendapatkan fasilitas serupa dengan yang dibangun di Bima. KKP harus bergerak cepat untuk menilai potensi Lombok Barat dalam sektor pengolahan hasil laut dan perikanan. Beberapa langkah konkret yang bisa diambil antara lain:
– Pembangunan pabrik pengolahan rumput laut dan ikan: Dengan potensi laut yang kaya, pabrik ini dapat menjadi pusat pengolahan hasil laut yang mendukung ekonomi masyarakat setempat.
– Pembangunan fasilitas pengolahan garam: Potensi pengembangan industri garam di Lombok Barat juga perlu dipertimbangkan, dengan dukungan teknologi modern dan akses pasar yang lebih baik.
– Perbaikan infrastruktur pelabuhan: Sebagai bagian dari rantai pasok perikanan dan kelautan, pelabuhan di Lombok Barat perlu diperkuat untuk mendukung distribusi hasil laut yang lebih cepat dan efisien.
– Pelatihan dan pengembangan SDM: Peningkatan kapasitas nelayan dan pengusaha lokal dalam hal teknologi pengolahan dan akses pasar harus menjadi prioritas utama.
Kritik yang Membangun untuk Masa Depan
Lombok Barat bukan wilayah yang bisa diabaikan dalam strategi besar pengembangan kelautan dan perikanan Indonesia. KKP harus merespons kritik ini dengan tindakan nyata. Ketidakmerataan pembangunan akan menciptakan ketimpangan ekonomi yang pada akhirnya merugikan masyarakat pesisir yang sangat bergantung pada hasil laut.
Potensi Lombok Barat siap untuk diangkat dan dikembangkan, asalkan ada keinginan politik dan keberanian untuk menginvestasikan sumber daya yang sama seperti di Bima. Mari kita jadikan kritik ini sebagai cambuk bagi pemerintah pusat dan daerah untuk tidak hanya memprioritaskan satu wilayah, tetapi memberikan perhatian yang merata ke seluruh NTB.
Dengan langkah nyata dari KKP, Lombok Barat bisa menjadi salah satu wilayah perikanan dan pengolahan hasil laut yang paling produktif di Indonesia, membawa kesejahteraan bagi nelayan dan masyarakat pesisir, serta meningkatkan daya saing produk-produk perikanan Indonesia di pasar global.