Potensi Bau Nyale di Desa Buwunmas: Tradisi yang Perlu Diangkat dalam Kalender Wisata Lombok Barat

Penulis: Abdul Majid, Anggota DPRD Kabupaten Lombok Barat dan Pelaku Penggiat Pariwisata NTB.

SEBAR.CO.ID – Sebagai anggota DPRD Kabupaten Lombok Barat sekaligus pelaku dan penggiat pariwisata, saya melihat bahwa tradisi Bau Nyale tidak hanya eksklusif di Pantai Seger atau kawasan Mandalika. Potensi yang sama sebenarnya juga ada di berbagai wilayah pesisir Lombok Barat, khususnya di Desa Buwunmas, Kecamatan Sekotong, yang merupakan desa kelahiran saya.

Bau Nyale di Desa Buwunmas: Kearifan Lokal yang Belum Terekspos

Desa Buwunmas memiliki garis pantai yang luas dengan ekosistem laut yang mendukung kemunculan Nyale (cacing laut) setiap tahunnya. Sejak dahulu, masyarakat setempat juga telah mengenal tradisi ini dan memanfaatkannya sebagai bagian dari kehidupan sosial dan budaya. Namun, minimnya perhatian dari pemerintah daerah menyebabkan potensi ini belum tergarap maksimal sebagai aset pariwisata.

Jika dikembangkan dengan baik, Bau Nyale di Desa Buwunmas bisa menjadi event lokal berbasis budaya dan ekonomi, yang tidak hanya melestarikan tradisi tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif masyarakat.

Mengapa Desa Buwunmas Layak Menjadi Pusat Even Bau Nyale di Lombok Barat?

1. Keberadaan Nyale yang Alami

Sama seperti di Lombok Tengah, fenomena Bau Nyale di Desa Buwunmas juga terjadi secara alami. Hal ini membuktikan bahwa wilayah pesisir Sekotong memiliki kondisi ekosistem laut yang mendukung keberlangsungan tradisi ini.

2. Potensi Wisata yang Belum Tergarap Maksimal

Sekotong dikenal sebagai kawasan wisata dengan pantai-pantai indah dan pulau-pulau kecil yang eksotis. Jika event Bau Nyale digelar di Desa Buwunmas, maka dapat menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

3. Peluang Pengembangan Ekonomi Kreatif

Dengan adanya event tahunan Bau Nyale, masyarakat lokal bisa terlibat dalam berbagai sektor ekonomi, mulai dari kuliner khas berbahan Nyale, produk UMKM, hingga seni pertunjukan yang berkaitan dengan legenda Putri Mandalika.

4. Mengurangi Konsentrasi Wisata di Lombok Tengah

Selama ini, perayaan Bau Nyale lebih dikenal terpusat di Pantai Seger. Dengan mengembangkan event serupa di Desa Buwunmas, maka akan terjadi pemerataan wisata dan mencegah over-tourism di satu lokasi saja.

Usulan untuk Pemkab Lombok Barat

Sebagai anggota DPRD yang mewakili masyarakat, saya mengusulkan agar Pemkab Lombok Barat memasukkan Bau Nyale di Desa Buwunmas ke dalam kalender event wisata tahunan daerah. Ini sejalan dengan strategi pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal dan dapat menjadi ikon baru bagi Lombok Barat.

Pemerintah daerah bisa berkolaborasi dengan masyarakat, pelaku pariwisata, akademisi, dan pihak swasta untuk:

Melakukan kajian ilmiah terkait potensi Bau Nyale di Desa Buwunmas.

Mengembangkan konsep festival Bau Nyale berbasis budaya dan ekonomi kreatif.

Melibatkan komunitas dan pelaku wisata dalam event ini.

Mempromosikan Bau Nyale di Sekotong sebagai bagian dari strategi branding pariwisata Lombok Barat.

Bau Nyale bukan hanya milik satu daerah, tetapi merupakan warisan budaya yang tersebar di berbagai wilayah Lombok, termasuk di Desa Buwunmas. Dengan menggali dan mengangkat potensi ini, kita tidak hanya melestarikan tradisi leluhur tetapi juga membangun masa depan pariwisata Lombok Barat yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Saya berharap Pemkab Lombok Barat dapat memberi perhatian lebih pada potensi ini, sehingga Buwunmas tidak hanya dikenal sebagai desa pesisir biasa, tetapi juga sebagai pusat budaya dan wisata berbasis tradisi Bau Nyale.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *