Potensi Kelautan dan Perikanan Lombok Barat: Menuju Pengelolaan Berkelanjutan dan Berkualitas

Oleh: Abdul Majid Anggota DPRD Kabupaten Lombok Barat 

SEBAR.CO.ID – Kabupaten Lombok Barat memiliki kekayaan kelautan dan perikanan yang melimpah, khususnya di Kecamatan Sekotong dan Lembar. Wilayah ini memiliki ekosistem laut yang kaya dengan sumber daya ikan, terumbu karang, serta sektor budidaya perikanan yang menjanjikan. Namun, pemanfaatan potensi ini belum optimal akibat berbagai tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, diperlukan strategi dan kebijakan yang tepat agar potensi ini dapat dikembangkan secara berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Potensi Kelautan dan Perikanan Kecamatan Sekotong dan Lembar

1. Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Sekotong

Kecamatan Sekotong memiliki Kawasan Konservasi Perairan Gili Tangkong, Gili Nanggu, dan Gili Sudak (KKP GITANADA) yang luasnya mencapai 21.132,82 hektar. Kawasan ini meliputi.

Zona Inti (495,31 ha) untuk perlindungan ekosistem laut yang sensitif.

Zona Pemanfaatan (1.800,10 ha) untuk wisata bahari dan aktivitas berkelanjutan lainnya.

Zona Perikanan Berkelanjutan (18.663,40 ha) yang menjadi wilayah tangkapan ikan bagi nelayan.

Konservasi ini menjadi aset penting bagi Lombok Barat dalam menjaga kelestarian laut sekaligus mendukung sektor perikanan dan wisata bahari.

2. Perikanan Tangkap dan Budidaya

Potensi perikanan tangkap di Lembar dan Sekotong sangat besar dengan berbagai jenis ikan pelagis dan demersal yang bernilai ekonomis tinggi. Selain itu, budidaya perikanan juga berkembang pesat, termasuk:

Rumput Laut: Kecamatan Lembar memiliki potensi rumput laut mencapai 5.000 hektar, tetapi baru dimanfaatkan sekitar 20%.

Kepiting Bakau: Budidaya kepiting bakau di hutan mangrove Lembar menjadi salah satu komoditas unggulan yang masih dapat ditingkatkan.

Lobster dan Kerapu: Sekotong dikenal sebagai salah satu sentra budidaya lobster dan kerapu dengan sistem keramba jaring apung.

3. Wisata Bahari dan Ekowisata

Dengan lebih dari 90 pulau kecil (gili), Sekotong menawarkan potensi besar dalam sektor wisata bahari. Wisata snorkeling, diving, dan konservasi laut menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Jika dikelola dengan baik, sektor ini tidak hanya mendatangkan devisa, tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat.

Tantangan yang Dihadapi

Meski memiliki potensi besar, ada beberapa kendala yang menghambat pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Lombok Barat, di antaranya:

1. Kurangnya Infrastruktur dan Fasilitas Perikanan – Pelabuhan perikanan, cold storage, serta aksesibilitas masih terbatas.

2. Pengelolaan Lingkungan yang Belum Optimal – Pencemaran, sampah laut, dan degradasi terumbu karang masih menjadi masalah.

3. Minimnya Hilirisasi dan Pengolahan Produk – Produk perikanan banyak dijual dalam bentuk mentah, tanpa pengolahan yang meningkatkan nilai tambah.

4. Kurangnya Keterlibatan Masyarakat Lokal dalam Wisata Bahari – Belum banyak program pemberdayaan masyarakat untuk sektor pariwisata dan konservasi.

Strategi dan Upaya Menuju Pengelolaan Berkelanjutan

Agar potensi ini dapat dimanfaatkan secara optimal, Lombok Barat perlu melakukan berbagai langkah strategis:

1. Pengembangan Infrastruktur Kelautan dan Perikanan

Membangun sentra perikanan terpadu di Lembar dan Sekotong yang mencakup pelabuhan, cold storage, dan pasar ikan modern.

Memperbaiki akses transportasi ke daerah pesisir dan pulau-pulau kecil untuk mendukung logistik dan wisata.

 

2. Pemberdayaan Nelayan dan Pembudidaya Ikan

Memberikan pelatihan kepada nelayan tentang teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan.

Mendorong diversifikasi usaha seperti pengolahan ikan asap, abon ikan, dan produk berbasis rumput laut.

 

Menyediakan akses permodalan dan bantuan alat tangkap modern bagi nelayan kecil.

3. Penguatan Pariwisata Bahari Berbasis Konservasi

Mengembangkan wisata edukasi dan konservasi laut di Gili Nanggu dan sekitarnya.

Mengintegrasikan program konservasi terumbu karang dengan kegiatan wisata, seperti “adopt a coral”.

Melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan wisata bahari melalui koperasi dan kelompok sadar wisata.

 

4. Penguatan Regulasi dan Pengawasan Lingkungan

Memperketat pengawasan terhadap aktivitas perikanan destruktif, seperti penggunaan bom ikan dan cyanida.

Mengembangkan sistem pengelolaan limbah yang lebih baik, terutama untuk daerah wisata dan pelabuhan.

Mendorong kebijakan perlindungan ekosistem laut berbasis data ilmiah.

 

5. Hilirisasi dan Pengolahan Produk Perikanan

Mendorong investasi dalam industri pengolahan ikan dan hasil laut.

Memperkuat branding produk perikanan Lombok Barat sebagai produk berkualitas ekspor.

Memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran hasil laut ke pasar domestik dan internasional.

Lombok Barat memiliki potensi kelautan dan perikanan yang luar biasa, khususnya di Kecamatan Sekotong dan Lembar. Namun, pemanfaatan potensi ini masih menghadapi berbagai kendala. Dengan strategi yang tepat—melalui penguatan infrastruktur, pemberdayaan nelayan, pengelolaan wisata berbasis konservasi, serta hilirisasi produk perikanan—Lombok Barat dapat menjadi pusat kelautan dan perikanan yang maju dan berkelanjutan.

Langkah-langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir tetapi juga menjaga keberlanjutan ekosistem laut untuk generasi mendatang. Kini saatnya Lombok Barat berbenah dan mengoptimalkan potensi besar yang dimilikinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *