Menyusuri Nada, Menjalin Makna: Kunjungan Bersejarah ke Soneta Record Depok

Oleh: Abdul Majid 

(Anggota DPRD Kabupaten Lombok Barat, Ketua DPC Forsa Kabupaten Lombok Barat dan Korwil Kelaners Kabupaten Lombok Barat)

Tanggal 16 Juli 2025 menjadi hari yang sangat berkesan dalam perjalanan hidup saya, saat saya berkesempatan mengunjungi Soneta Record di Depok—markas besar musik dangdut yang telah mengukir sejarah panjang di Indonesia. Di tempat yang sarat dengan nilai perjuangan dan spiritualitas ini, saya bukan hanya menjadi saksi perjalanan musikal seorang legenda, tetapi juga bertemu langsung dan berbincang hangat dengan Sang Raja Dangdut, Haji Rhoma Irama.

Dalam pertemuan itu, beliau menyampaikan kabar yang sangat menggembirakan: insyaAllah, pada bulan Desember nanti, beliau akan hadir di Mataram, Lombok. Sebagai penggemar dan bagian dari FORSA (Fans of Rhoma and Soneta)—komunitas resmi pecinta Rhoma Irama dan karya-karya Soneta—saya tentu merasa bangga dan antusias. FORSA bukan hanya sekadar komunitas penggemar, tapi juga ruang edukatif yang menanamkan semangat moral, spiritual, dan sosial melalui karya-karya sang maestro yang tak lekang oleh zaman.

Lagu-lagu Rhoma Irama adalah cerminan zaman dan suara hati umat. Setiap baitnya mengandung pesan moral, kritik sosial, hingga seruan kebangkitan spiritual. Karyanya tidak hanya dinyanyikan, tapi dirasakan—hidup di tengah masyarakat.

Selain itu, dalam kunjungan ini saya juga berdialog langsung dengan Bang Haji Ficky Rhoma, putra dari Haji Rhoma Irama sekaligus Dewan Pembina Kelaners Indonesia. Beliau menerima saya dengan penuh kehangatan, ditemani oleh istrinya Mbak Rika Herman, serta Mbak Debby Veramasari Irama, putri Haji Rhoma Irama. Turut hadir pula Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum Kelaners Indonesia, yang menyambut dengan semangat persaudaraan yang luar biasa.

Kelaners Indonesia, yang digagas oleh Bang Haji Ficky Rhoma, merupakan komunitas yang unik: ia menjadi wadah bagi para petualang, para pecinta alam, para pencari makna yang juga memiliki jiwa seni dan musik di dalamnya. Kelaners adalah cerminan generasi yang bebas menjelajah, namun tetap terikat pada nilai-nilai estetika dan spiritualitas. Hal yang membanggakan, Haji Rhoma Irama beserta keluarga besarnya memberikan dukungan penuh terhadap Kelaners Indonesia, menunjukkan bahwa seni, petualangan, dan iman bisa berjalan beriringan dalam harmoni.

Puncak dari kunjungan ini adalah momen sakral saat saya berkesempatan salat berjamaah di Mushala Soneta bersama Haji Rhoma Irama, yang langsung menjadi imam. Momen ini menjadi kenangan yang tak ternilai, karena selain salat bersama tokoh besar yang saya kagumi, saya juga merasakan kedekatan spiritual di tempat yang menjadi pusat lahirnya banyak karya monumental. Pada saat itu, beliau hadir bersama keluarga besarnya, termasuk Ridho Rhoma, sosok yang kini menggawangi Sonet 2.

Kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi, melainkan perjalanan batin—sebuah refleksi tentang bagaimana musik, iman, dan komunitas bisa saling menguatkan. Saya pulang membawa inspirasi, semangat, dan keyakinan bahwa apa yang dilakukan Haji Rhoma Irama dan keluarganya adalah bentuk nyata dakwah melalui budaya dan seni yang hidup dan mengakar.

Semoga kehadiran beliau di Lombok nanti dapat menjadi momentum kebudayaan yang membangkitkan kembali semangat kolektif kita dalam merawat seni yang bernilai dan bermartabat.

Salam hormat dan penuh cinta saya untuk keluarga besar Soneta, FORSA, dan KELANERS Indonesia. Musik boleh berganti zaman, tapi nilai akan selalu abadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *